Monday, April 6, 2009

Pengujian Hipotesis

Hipotesis nol merupakan hipotesis pegangan sementara, sehingga memungkinkan kita untuk memutuskn apakah sesuatu yang kita uji masih sebagaimana yang dispesifikasikan oleh H0 atau tidak. Hipotesis alternative merupakan alternative dari H0, yaitu keputusan apa yang harus kita tentukan bila apa yang kita uji tidak sebagaimana yang dispesifikasikan oleh H0.

Informasi sangat diperlukan dalam menentukan hipotesis, terutama untuk menentukan hipotesis awal (H0). Bila kita ingin mengetahui atau menguji apakah produk baru yang merupakan perbaikan dari produk lama lebih baik atau tidak dibandingkan dengan produk lama, maka informasi yang diperlukan adalah tentang kualitas produk lama tersebut.

Bagaimana menentukan H0 dan H1 ?
H0 disusun berdasarkan atas informasi sebelumnya, pada umumnya data sebelumnya telah tersedia. Sedangan H1 disusun berdasarkan keinginan kita dalam penelitian dan cenderung berlawanan atau tandingan dari H0 tersebut.

Pengujian hipotesis ini merupakan bagian dari statistika inferensia, yaitu pengujian terhadap nilai satu atau lebih parameter berdasarkan nilai penduga bagi prameter yang bersangkutan. Hubungannya dengan H0 dan H1 adalah keduanya merupakan landasan kerja, apabila asumsi berdasarkan nilai-nilai pengamatan dapat diterima kebenarannya maka harus menerima H0 karena bukti untuk menolaknya kurang kuat. Namun apabila data yang diperoleh kurang kuat untuk mendukung pendapat ini, maka yang diterima adalah asumsi lain yang merupakan tandingan dari H0, yaitu H1.

Pengujian hipotesis merupakan cara yang digunakan untuk mengambil kesimpulan berdasarkan statistika, maka dari itu dipengaruhi oleh faktor yang tidak pasti. Sehingga pengambilan keputusan itu mengandung resiko kesalahan. Terdapat dua jenis kesalahan yang timbul dalam pengujian secara statistika, salah jenis pertama yaitu kesalahan yang timbul karena H0 yang ditolak sesungguhnya benar dan salah jenis kedua yang terjadi karena kita menerima berlakunya H0 yang sesungguhnya tidak benar. Untuk mengecilkan peluang terjadinya salah satu jenis kesalahan maka harus dilakukan dengan memperbesar peluang timbulnya kesalahan jenis lain. Nilai peluang keda jenis kesalahan tersebut dapat diperkecil secara bersamaan dengan cara memperbesar ukuran contoh.

Peluang terjadinya kesalahan jenis pertama (alpha, yang ditulis dalam huruf Yunani - α) biasanya telah ditentukan, misalnya α =0.05. Besaran ini disebut juga sebagai ukuran wilayah kritis, yaitu luas wilayah penolakan H0. Daerah penerimaan untuk H0 terdiri dari nilai-nilai criteria uji dalam mana H0 tersebut diterima. Daerah penolakan H0 terdiri dari nilai-nilai criteria uji dalam mana H0 tersebut ditolak, sedangkan kriteria uji yang digunakan untuk memutuskan diterima tidaknya H0 disebut nilai-nilai kritis pengujian, dan dipertimbangkan terletak di daerah penolakan. Kesalahan jenis I diperbuat jika hipotesis nol, H0, yang benar (dianggap benar) ditolak. Peluang untuk berbuat salah jenis pertama ini dilambangkan dengan α dan umumnya disebut taraf nyata pengujian. Taraf nyata alpha adalah peluang atau resiko berbuat salah sebesar alpha dalam pengambilan keputusan.

Peluang terjadinya salah jenis kedua (beta, yang ditulis dalam huruf Yunani - β)sulit menentukannya karena penyebaran hipotesisi tandingan (H1) biasanya tidak diketahui. Apabila salah jenis kedua tidak diketahui, maka penerimaan H0 sebagai sesuatu yang dianggap benar akan mengandung kesalahan yang tidak diketahui berapa besar peluangnya. Kesalahan jenis II diperbuat bila hipotesis alternative (H1) yang benar kita tolak. Peluang berbut salah untuk kesalahan kenis II dilambangkan dengan beta.Kekuatan seuatu uji atau disingkat dengan kekuatan uji adalah peluang untuk menolak ho jika H1 benar

Penolakan dan penerimaan H0 menyebabkan dibuatnya dua macam kesalahan tersebut. Peluang membuat salah jenis satu (α) tergantung pada nilai parameter yang dispesifikasikan dalam H0.

Nilai (1- β) disebut sebagai kuasa pengujian, merupakan peluang menerima H1, apabila hipotesis tersebut benar. Antara kebenaran hipotesis dengan kemungkin tindakan yang diambil berdasarkan hasil pengujian, dapat digambarkan sebagai berikut:



Kriteria (tolok ukur) uji atau statistic uji adalah sebuah peubah acak yang digunakan dalam menentukan apakah hipotesis nol atau hipotesis alternative yang diterima dalam pengujian hipotesis.



No comments: